"The
Dark Side of Creativity: Original Thinkers Can Be More Dishonest"
Penulis : Francesca Gino
& Dan Ariely
Tahun : 2012
Vol. 102, No. 3,
445–459
Eksperimen
1 ( Effects of a Creative Personality )
Metode
Partisipan : 97 mahasiswa dari
Universitas Lokal di Southern United States dengan jumlah laki-laki sebanyak 45
orang dan rata-rata usia 21 tahun.
Prosedur : Partisipan diberikan informasi mengenai
penelitian tersebut yang mencakup tiga tugas yang berbeda untuk menguji
kemampuan dalam pemecahan masalah, pengetahuan umum, dan keterampilan perseptual.
Peneliti menggunakan pengukuran disposisional yang terdiri dan kreativitas dan
kecerdasan.
Instrumen : Untuk kreativitas, peneliti menggunakan
tiga macam instrumen yaitu:
1.
Creative Personality
Scale, dari Gough (1979)
2.
Creative Behavior
Inventory, dari Hoceuar (1980)
3.
Individual’s Creative
Style, dari Kirton (1976)
Untuk kecerdasan, peneliti menggunakan
dua macam instrumen yaitu:
1.
Cognitive Reflection
Test
2.
Mill Hill Vocabulary
Scale
Hasil
Dari tiga pengukuran kepribadian
kreatif secara signifikan dan berkorelasi positif satu sama lain, begitu juga
pada dua pengukuran kecerdasan. Pengukuran kepribadian kreatif berkorelasi
positif dan signifikan dengan tingkat ketidakjujuran pada masing-masing dari
tiga tugas yang diberikan. Peneliti tidak menemukan hubungan antara kreatif dan
kecerdasan atau kecerdasan dan ketidakjujuran. Dengan menghitung nilai
rata-rata skor individu, dapat mencipatakan satu ukuran komposit untuk
kepribadian kreatif, kecerdasan, dan tingkat ketidakjujuran. Analisis ini
menunjukkan bahwa kreatifitas merupakan sebagai pembeda individu secara positif
dan signifikan terkait dengan ketidakjujuran.
Eksperimen
2 (Creative Mindset and Dishonesty )
Metode
Partisipan : 111 sarjana dan calon sarjana dari
Universitas Lokal di Southern United States. Laki-laki berjumlah 52 orang
dengan rata-rata usia 23,27 tahun.
Prosedur : Partisipan dilibatkan dalam tiga
kemungkinan tugas yang tidak berhubungan. Antara lain, Creativity Prime (manipulasi
yang diberikan oleh peneliti), Creativity Task (digunakan sebagai pemeriksaan
manipulasi), dan Matrix Task (digunakan untuk menilai perilaku yang tidak
jujur).
Hasil
Secara
keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa pola pikir kreatif dapat memunculkan
dan mempromosikan ketidakjujuran.
Eksperimen 3 (The Power of
Justifications)
Metode
Partisipan : 145 orang dari sebuah Kota di Southern
United States. Laki-laki berjumlah 57 orang dan perempuan berjumlah 88 orang, dengan
sebanyak 112 adalah pelajar.
Prosedur : Penelitian ini menggunakan Two Between Subjects Factors: prima
(kontrol vs kreatif) dan ruang untuk pembenaran (tinggi vs rendah). Instrumen yang
digunakan yaitu Remote Association Test
(RAT), merupakan ukuran yang biasa digunakan untuk menilai kreativitas
dengan menilai kemampuan orang untuk mengidentifikasi hubungan antara kata-kata
yang biasanya terkait.
Hasil
Pada eksperimen 3, hasil ini memberikan
bukti yang konsisten dengan hipotesis bahwa kreativitas memnunculkan dan mempromosikan
ketidakjujuran dengan meningkatkan kemampuan individu dalam membuat alasan
untuk membenarkan perilaku tidak etis yang mereka lakukan.
Eksperimen 4 (Justifications and
Creative Personality)
Metode
Partisipan : 159
orang dari sebuah Kota di Southern United States. Jumlah laki-laki sebanyak 89
orang dan perempuan sebanyak 70 orang, dengan sebanyak 111 merupakan pelajar.
Prosedur : Partisipan diminta untuk mengisi survey
yang mencakup tiga buah pengukuran untuk menunjukkan kreativitas dan sebuah
pengukuran untuk menunjukkan narsisme. Peneliti mengukur narsisme dengan
menggunakan 16 item yang ada pada Narcissistic
Personality Inventory, instrumen yang dikembangkan oleh Ames, Rose, and Cameron
(2006).
Hasil
Hasil
ini sama dengan hasil dari eksperimen 3 yang menunjukkan bahwa kepribadian
kreatif mendorong perilaku tidak jujur dengan meningkatkan kemampuan individu
untuk membenarkan tindakan tidak etis (potensial) yang mereka lakukan.
Eksperimen 5 (Doubling on Creativity)
Metode
Partisipan : 180 mahasiswa dari Universitas Lokal di
Southern United States. Jumlah laki-laki sebanyak 53 orang dan perempuan
sebanyak 127 orang, dengan usia rata-rata yaitu 21.94 tahun.
Prosedur : Peneliti menggunakan desain dan prosedur
yang sama seperti pada Percobaan 2. Selain menghadiri sesi di laboratorium, partisipan
juga menyelesaikan survei online dengan tiga ukuran kepribadian kreatif yang peneliti
gunakan dalam Percobaan 1 dan 4.
Hasil
Hasil ini menunjukkan
bahwa kreativitas disposisi memoderatori hubungan antara priming pola pikir
kreatif dan kinerja kreatif serta hubungan antara priming pola pikir kreatif
dan perilaku tidak jujur.
Kesimpulan
Dalam studi saat ini, peneliti menemukan
hubungan yang kuat antara kreativitas dan ketidakjujuran. Penelitian ini
memberikan langkah awal yang penting untuk memahami bagaimana kreativitas
dikaitkan dengan perilaku tidak etis - dua fenomena yang sering dibahas di
dunia yang kompleks. Di lima percobaan, peneliti menunjukkan bahwa kepribadian
kreatif dan pola pikir kreatif yang aktif mendorong kemampuan individu untuk
membenarkan tindakan tidak etis mereka. Peningkatan kemampuan untuk membenarkan
tindakan tidak etis yang potensial ini mendorong ketidakjujuran. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada kaitan antara kreativitas dan rasionalisasi. Seperti
Mazar dkk. (2008) mengemukakan, kemampuan kebanyakan orang untuk berperilaku
tidak jujur mungkin dibatasi oleh kemampuan mereka untuk menipu dan pada saat
yang sama merasa bahwa mereka berperilaku sebagai individu moral. Sejauh
kreativitas memungkinkan orang untuk lebih mudah berperilaku tidak jujur dan
merasionalisasi perilaku ini, kreativitas mungkin merupakan dorongan yang lebih
umum dari jenis ketidakjujuran ini dan memainkan peran yang berguna dalam
memahami perilaku tidak eti.