Pages

Kamis, 21 Desember 2017

AUTOBIOGRAFI



Assalamualaikum…

Blog this time is gonna be talk about my background and my educational journey...

Nama ku Intan Putri Maharanti, biasanya orang-orang  manggil Intan (aja). Ibu ku 21 tahun lalu melahirkan aku di Rumah Sakit Swasta daerah Jakarta pada 6 November, tepatnya hari Rabu. 2 tahun lalu sebelum aku lahir, ibu juga melahirkan anak perempuan di Rumah Sakit yang sama. Dannn 6 tahun setelah aku lahir, ibu melahirkan anak perempuan (lagi) tapi yang ketiga ini beda tempat yaitu di Depok, tepatnya di Bidan Euis. Yappp aku anak kedua dari tiga bersaudara, dan kita bertiga akan menjadi ibu di kemudian hari hehe that’s means bapak adalah yang paling ganteng di rumah :-D… aku punya hobi nyanyi, masak, dengerin musik, sama baca (kalo lgi mood hehe). Aku, ibu, bapak dan kedua sudara ku udah tinggal di Depok kurang lebih selama 24 tahun, dan masih dirumah yang sama sampai sekarang.
Setelah perkenalan diatas tentang keluarga, sekarang aku mau nyeritain tentang background pendidikan ku dari pertama kali masuk sekolah. Umur 5 tahun aku mulai sekolah di TK Nurul Iman, Depok. Pas masa TK pertama kali aku nemuin hobi ku, yaitu mewarnai. Akhirnya aku les mewarnai di TK, and I’m so proud of my first painting. Dan pas umurku 6 tahun aku daftar ke SD (tepatnya ibu yang daftarin), tapiiii sekolah belum nerima anak yang umurnya 6 tahun. Sooo, akhirnya aku TK selama 2 tahun. Pas umurku 7 tahun aku baru masuk SD di SDN Pancoran Mas 2 Depok. Pada masa SD aku sering ikut lomba mewarnai, karena berhubung tante ku pada saat itu adalah dosen di IKJ yang sering diminta menjadi juri di event-event tertentu. Tapi emang ga pernah jadi juara sihh, palingan Harapan aja sihhh :-D… Nah pas kelas 5 keatas aku nemuin hobi baru yaitu nyanyi hehe akhirnya aku ikut paduan suara yang biasanya nyanyi pas uapacara dan mewarnai udah jarang dilakuin sampe SMP, yaitu di SMP Negeri 9 Depok. Di SMP aku dapet sahabat-sahabat ku yang sampe sekarang kita masih suka main bareng, chitchat, sama ngasih surprise-surprise unyu kalo ada yang lagi ulang tahun. Kita beranggotakan 6 orang (bukan genk lohh ya) ku sebutin yaaa, ada Asya, Anti, Helma, Ninis, Pebi, sama Paul. Aku dikenal dengan panggilan ‘mami’ sama mereka hehe krena mungkin aku yang paling tua dan sering dengerin cerita-cerita mereka. Pelajaran yang paling ku suka di SMP yaitu Seni Budaya, karena ada penilaian melukis dan juga musik. Pada saat wisuda perpisahan aku, dan temanku menyumbangkan sebuah lagu yaitu …………..
Akhirnya setelah lewatin tahap deg-degan nunggu hasil jurnal, aku keterima di SMA Negeri 5 Depok. Di SMA aku ketemu sama temen-temen yang lebih “gila” hehe Dhea, Reny, Baber, Audi, Cilek, sama Kadew, sebenernya masih banyak lagi apalagi yang laki-lakinya super kocak. Dan kalo di SMP aku dipanggil mami, di SMA aku dipanggil ‘emak’ yaaa the same thing hahaha lagi-lagi karena ku yang paling tua dan aku sukaaa kalo dengerin cerita sama curhatan mereka. Nahh aku mau jujur nihh temenku yang namanya Dhea, dia ngajarin aku yang namanya ikhlas dan royal sama sahabat. Dari sejak aku berteman sama dia, aku lebih mengerti apa itu namanya sahabat (terharu). Naaah pada masa SMA ini, berhubung ibuku makin sibuk jadi ibu PKK, jadi membuat aku belajar untuk mengurus rumah bantuin ibu. Salah satunya yaitu masak, akhirnya hobi ku nambah lagi hehe… yaaa walaupun masih amatir sihh, cuman aku mau mempelajari masak lebih dalam lagi.
            Setelah aku menuntut ilmu dari TK sampe SMA, akhirnya aku harus nentuin apa  minat ku buat daftar ke perguruan tinggi. Aku pikir-pikir dari pas aku TK sampe SMA aku seneng dengerin orang cerita dan lebih seneng lagi kalo bisa bantu orang itu nyelesain masalahnya dan dapet masukan dari ibu, kaka dan teman tante ku ditambah lagi hasil Psikotes pas di SMA, finally aku milih jurusan Psikologi buat SNMPTN dan juga SBMPTN. Tapi sedih aku ga bisa dapetin SNMPTN sama SBMPTN L Beruntungnya punya orang tua yang ga muluk-muluk karna aku ga dapet perguruan tinggi. Akhirnyaaa bapaku ngusulin daftar di Gunadarma aja karena katanya “kalo swasta (kampusnya) ngapain jauh-jauh” yaudah aku daftar di Gunadarma jurusan Psikologi. And yaaa sekarang aku mahasiswi jurusan Psikologi di Gunadarma angkatan tahun 2015. Dan aku punya temen deket di kuliah, ada Eko, Anis sama Tias. Awal tahun aku jadi mahasiswi, aku akhirnya ikut lomba lagi, walaupun bukan lomba mewarnai lagi tapi tetap di bidang yang sama yaitu seni. Aku mengikuti lomba fashion stylish yang diadakan IKJ saat event HUT IKJ. Tanpa diduga-duga aku dan tim ku menjuarai perlombaan itu menjadi juara 1 yeayyy. Selama ku kuliah jadi mahasiswi Psikologi Alhamdulillah aku masih enjoy sampai saat ini hehe…
            Banyak pelajaran yang ku dapet dari pengalaman dan orang-orang di sekitarku, aku selalu manfaatkan kesenangan ku di bidang seni dan keahlian yang ku punya untuk bersiap ke dunia kerja nantinya :-)

Wassalam…



 
( Ini Keluarga ku )
 

 ( Ini teman-teman SMP ku )






 (Ini teman-teman SMA ku)














 ( Ini teman-teman Kuliah ku)


Rabu, 29 November 2017

Journal of Personality and Social Psychology

Review Journal :

"The Dark Side of Creativity: Original Thinkers Can Be More Dishonest"

Penulis      : Francesca Gino & Dan Ariely
Tahun         : 2012
Vol. 102, No. 3, 445–459

Eksperimen 1 ( Effects of a Creative Personality )
Metode
Partisipan   : 97 mahasiswa dari Universitas Lokal di Southern United States dengan jumlah laki-laki sebanyak 45 orang dan rata-rata usia 21 tahun.

Prosedur     : Partisipan diberikan informasi mengenai penelitian tersebut yang mencakup tiga tugas yang berbeda untuk menguji kemampuan dalam pemecahan masalah, pengetahuan umum, dan keterampilan perseptual. Peneliti menggunakan pengukuran disposisional yang terdiri dan kreativitas dan kecerdasan.

Instrumen   : Untuk kreativitas, peneliti menggunakan tiga macam instrumen yaitu:

1.      Creative Personality Scale, dari Gough (1979)

2.      Creative Behavior Inventory, dari Hoceuar (1980)

3.      Individual’s Creative Style, dari Kirton (1976)

Untuk kecerdasan, peneliti menggunakan dua macam instrumen yaitu:

1.      Cognitive Reflection Test

2.      Mill Hill Vocabulary Scale

Hasil

          Dari tiga pengukuran kepribadian kreatif secara signifikan dan berkorelasi positif satu sama lain, begitu juga pada dua pengukuran kecerdasan. Pengukuran kepribadian kreatif berkorelasi positif dan signifikan dengan tingkat ketidakjujuran pada masing-masing dari tiga tugas yang diberikan. Peneliti tidak menemukan hubungan antara kreatif dan kecerdasan atau kecerdasan dan ketidakjujuran. Dengan menghitung nilai rata-rata skor individu, dapat mencipatakan satu ukuran komposit untuk kepribadian kreatif, kecerdasan, dan tingkat ketidakjujuran. Analisis ini menunjukkan bahwa kreatifitas merupakan sebagai pembeda individu secara positif dan signifikan terkait dengan ketidakjujuran.

Eksperimen 2 (Creative Mindset and Dishonesty )

Metode

Partisipan   : 111 sarjana dan calon sarjana dari Universitas Lokal di Southern United States. Laki-laki berjumlah 52 orang dengan rata-rata usia 23,27 tahun.
Prosedur     : Partisipan dilibatkan dalam tiga kemungkinan tugas yang tidak berhubungan. Antara lain, Creativity Prime (manipulasi yang diberikan oleh peneliti), Creativity Task (digunakan sebagai pemeriksaan manipulasi), dan Matrix Task (digunakan untuk menilai perilaku yang tidak jujur).

Hasil
Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa pola pikir kreatif dapat memunculkan dan mempromosikan ketidakjujuran.

Eksperimen 3 (The Power of Justifications)
Metode
Partisipan   : 145 orang dari sebuah Kota di Southern United States. Laki-laki berjumlah 57 orang dan perempuan berjumlah 88 orang, dengan sebanyak 112 adalah pelajar.
Prosedur     : Penelitian ini menggunakan Two Between Subjects Factors: prima (kontrol vs kreatif) dan ruang untuk pembenaran (tinggi vs rendah). Instrumen yang digunakan yaitu Remote Association Test (RAT), merupakan ukuran yang biasa digunakan untuk menilai kreativitas dengan menilai kemampuan orang untuk mengidentifikasi hubungan antara kata-kata yang biasanya terkait.
Hasil
Pada eksperimen 3, hasil ini memberikan bukti yang konsisten dengan hipotesis bahwa kreativitas memnunculkan dan mempromosikan ketidakjujuran dengan meningkatkan kemampuan individu dalam membuat alasan untuk membenarkan perilaku tidak etis yang mereka lakukan.

Eksperimen 4 (Justifications and Creative Personality)
Metode
Partisipan   : 159 orang dari sebuah Kota di Southern United States. Jumlah laki-laki sebanyak 89 orang dan perempuan sebanyak 70 orang, dengan sebanyak 111 merupakan pelajar.
Prosedur     : Partisipan diminta untuk mengisi survey yang mencakup tiga buah pengukuran untuk menunjukkan kreativitas dan sebuah pengukuran untuk menunjukkan narsisme. Peneliti mengukur narsisme dengan menggunakan 16 item yang ada pada Narcissistic Personality Inventory, instrumen yang dikembangkan oleh Ames, Rose, and Cameron (2006).
Hasil
Hasil ini sama dengan hasil dari eksperimen 3 yang menunjukkan bahwa kepribadian kreatif mendorong perilaku tidak jujur dengan meningkatkan kemampuan individu untuk membenarkan tindakan tidak etis (potensial) yang mereka lakukan.

Eksperimen 5 (Doubling on Creativity)
Metode
Partisipan   : 180 mahasiswa dari Universitas Lokal di Southern United States. Jumlah laki-laki sebanyak 53 orang dan perempuan sebanyak 127 orang, dengan usia rata-rata yaitu 21.94 tahun.
Prosedur     : Peneliti menggunakan desain dan prosedur yang sama seperti pada Percobaan 2. Selain menghadiri sesi di laboratorium, partisipan juga menyelesaikan survei online dengan tiga ukuran kepribadian kreatif yang peneliti gunakan dalam Percobaan 1 dan 4.
Hasil
Hasil ini menunjukkan bahwa kreativitas disposisi memoderatori hubungan antara priming pola pikir kreatif dan kinerja kreatif serta hubungan antara priming pola pikir kreatif dan perilaku tidak jujur.


Kesimpulan 

       Dalam studi saat ini, peneliti menemukan hubungan yang kuat antara kreativitas dan ketidakjujuran. Penelitian ini memberikan langkah awal yang penting untuk memahami bagaimana kreativitas dikaitkan dengan perilaku tidak etis - dua fenomena yang sering dibahas di dunia yang kompleks. Di lima percobaan, peneliti menunjukkan bahwa kepribadian kreatif dan pola pikir kreatif yang aktif mendorong kemampuan individu untuk membenarkan tindakan tidak etis mereka. Peningkatan kemampuan untuk membenarkan tindakan tidak etis yang potensial ini mendorong ketidakjujuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kaitan antara kreativitas dan rasionalisasi. Seperti Mazar dkk. (2008) mengemukakan, kemampuan kebanyakan orang untuk berperilaku tidak jujur ​​mungkin dibatasi oleh kemampuan mereka untuk menipu dan pada saat yang sama merasa bahwa mereka berperilaku sebagai individu moral. Sejauh kreativitas memungkinkan orang untuk lebih mudah berperilaku tidak jujur ​​dan merasionalisasi perilaku ini, kreativitas mungkin merupakan dorongan yang lebih umum dari jenis ketidakjujuran ini dan memainkan peran yang berguna dalam memahami perilaku tidak eti.


 
Copyright 2012 IntanPutriM. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates